eliyasa rahmatu rayandani

eliyasa rahmatu rayandani
mahasiswa

Sabtu, 21 Maret 2015

BEBERAPA PSAK TERKAIT KEWAJIBAN DAN EKUTAS



PSAK 25 KEBIJAKAN EKUNTANSI , PERUBAHAN ESTIMASI DAN KESALAHAN .
Dalam PSAK 25 yang terkait dengan kewajiban dan ekuitas adalah mengenai
perubahan estimasi akuntansi
Parghrapf 37 . Perubahan estimasi akuntansimengakibatkan perubahan asset dan liabilitas atau terkait dengan suatu pos ekuitas, perubahan estimasi akuntansi tersebut diakui dengan menyesuaikan jumlah tercatat pos asset , liabilitas, atau ekuitas yang terkait pada periode perubahan
Kesalahan
Kesalahan dapat timbul dalam pengukuran , pengakuan , penyajian dan pelaporan keuangan , kesalahan yang terkait dengan kewajiban dan ekuitas pada terdapat pada
Paragraph 45 . jika tidak praktis menentukan dampak spesifik periode , dari kesalahan pada informasi komparatif untuk satu atau lebih periode sajian , maka entitas menyajikan kembali saldo pembuka atas asset , liabilitas , dan ekuitas untuk periode paling awal disaat penyajian kembali retrospektif adalah praktis(periode berjalan)
paragraph 47 jika tidak praktis menentukan jumlah kesalahan (misalnya kesalahan penerapan kebijakan akuntansi ) untuk semua periode lalu, maka entitas menyajikan kembali informasi komparatif secara prospektif sejak tanggal praktis paling awal . hal inin mengabaikan porsi kumulatif penyajian kembali aset, liabilitas, dan ekuitas yang timbul sebelum tanggal itu .
pedoman implementasi
contoh 1. Ketika terjadi penyajian kembali retrospektif kesalahan akibat terjadi salah pencatatan terhadap penjualan
PT BETA
Laporan Perubahan Ekuitas

Modal saham
Saldo laba
total
Saldo per 31 desember
xxxxx
xxxxx
xxxxx
Laba untuk tahun ang berakhir 311 des 20X1 disajikan kembali
-
xxxxx
xxxxx
Saldo per 31 des 20X0
Xxxxx
xxxxx
xxxxx
Laba untuk tahun yang berakhir 31 des 20X2
-
xxxxx
xxxxx
Saldo per 31 des 20X2
Xxxxx
xxxxx
xxxxx




Ketika terdapat kesalahan yang mengakibatkan disajikan kembalinya ekuitas maka ekuitas akan berubah seperti berikut :
Contoh

Dampak pada th berikutnya
(peningkatan) dalam harga pokok penjualan
Xxxxx
Penurunan beban pajak penghasilan
Xxxxx
(penurunan) dalam laba
Xxxxx
(penurunan) dalam Persdiaan
Xxxxx
(penurunan) dalam Utang pajak penghasilan
Xxxxx
(penurunan) dalam ekuitas
Xxxxx

PSAK 51 PEMBAYARAN BERBASIS SAHAM
Dalam PSAK 51 yang terkait dengan kewajiban dan ekuitas adalah mengenai
 Pengakuan dan pengukuran
penilaian kembali asset dan liabilitas
11. Kuasi reorganisasi dilakukan dengan metode reorganisasi akuntansi , dalam metode ini asset dan liabilitas dinilai kembali sebesar nilai wajar
12.dalam melakukan kuasi reorganisasi , asset dan liabilitas harus dinilai kembali sebesar nilai wajar . proses penilaian kembali asset dan liabilitas ini dapat menghasilkan asset neto yang lebih tinggi atau lebih rendah di bandingkan dengan nilai tercatat sebelum penilaian kembali .
13.nilai wajar asset dan liabilitas ditentukan sesuai dengan nilai pasar . bila nilai paar tidak tersedia maka menggunakan tehnik penilaian yang paling sesuai dengan karakteristik asset dan liabilitas contohnya :
a.nilai sekarang.
b.model penentuan harga opsi
c. penetuan harga matrixs
d. analisis fundamental
14. selisih antara nilai wajar asset dan liabilitas dengan nilai bukunya diakui atau dicatat pada akun selisih penilaian asset dan liabilitas . akun ini akan menambah deficit jika terjadi penurunan nilai asset neto setelah proses penilaian pada nilai wajar. Bila proses penilaian tersebut menyebabkan kenaikan neto , akun selisih penilaian asset dan liabilitas akan digunakan untuk menutup saldo laba negative.
15.selisih penilaian asset dan liabilitas digabung dengan selisih revaluasi asset tetap sebelum digunakan untuk mengeliminasi atau menambah deficit karena pada dasranya selisih revaluasi asset tetap dengan selisih penilaian asset dan liabilitas adalaha sama
Urutan pengeliminasian saldo laba negative
17. pengeliminasian saldo laba negative dilakukan terhadap akun-akun ekuitas dibawah ini dengan urutan prioritas sebagai berikut:
a.cadangan umum
b.cadangan khusus
c.selisih penilaian asset dan liabilitas (termasuk didalamnya selisih revaluasi asset tetap) dan selisih penilaian yang sejenisnya.(misalnya selisih penilaian efek tersedia untuk dijua , selisih prubahan ekuitas entitas anak / entitas asosiasi dan pendapatan  komprehensif lain).
d. tambahan modal disetor dan yg sejeninsnya sejenisnya (misalnya selisih kurs setoran modal)
e.modal saham
18. apabila selisih selisih penilaian asset dan liabilitas digunakan untuk mengeliminasi saldo laba negative, maka jumlah yang digunakan untuk menutup deficit tersebut hanya sampai saldo laba menjadi nol .selanjutnya jika terdapat saldo selisih penilaian asset dan liabilitas setetelah digunakan untuk mengeliminasi saldo laba negative . maka saldo tersebut tetap di sajikan sebagai selisih penilaian asset dan liabilitas dikelompok akun ekuitas.
20.selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan yang timbul dalam konsolidasi entitas asing dalam laporan keuangan konsolidasian bukan  merupakan unsure ekuitas yang dapat dieliminasi dengan saldo laba negative.

PSAK 53 PEMBAYARAN BERBASIS SAHAM
Dalam PSAK 53 yang terkait dengan kewajiban dan ekuitas adalah mengenai
Pengakuan
07. entitas mengakui barang atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam transaksi pembayaran berbasis saham ketika entitas memperoleh barang atau jasa pada saat tersebut diterima. Entitas mengakui suatu kenaikan terkait diekuitas jika barang atau jasa diterima dalam transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan intrumen ekuitas atau liabilitas jika suau barang dieperoleh dlam transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas
Transaksi pembayaran saham yang diselesaikan dengan ekuitas
10.untuk transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dngan intrumen ekuitas , entitas mengukur brang atau jasa yang diterima dan kenaikan yang terkait diekuitas secara langsung dngan mengacu pada nilai wajar barang atau jasa yang diterima . kecuali jika nilai wajar tersebut tidak dapat diestimasi secara andal.jika entitas tidak dapat mengestimasi nilai wajar brg atau jasa yang diterima secara andal maka entitas mengukur nilai brg dan jasa tersebut dan kenaikan terkait diekuitas secara tidak langsung , degan mengacu pada nilai wajar instrumen yang diberikan .
12. nilai wajar instrument ekuitas tersebut diukur pada tanggal pemberian .
13.nilai wajar dikur pada tanggal entitas menerima barang atau jasa , jika entitas menolak asumsi ini karena entitas tidak dapat mengestimasikan secara andal nilai wajar barang dan jasa yang diterima maka entitas mengukur nilai brg dan jasa tersebut dan kenaikan terkait diekuitas secara tidak langsung , degan mengacu pada nilai wajar instrumen yang diberikanyang dikur pada tanggal entitas menerima barang atau pihak lawan memberikan jasa.


Transaksi atas jasa yang diterima
15.jika instrument ekuitas yang diberikan vest dengan segera , maka pihak lawan tidak diharuskan untuk menyelesaikan priode pemberian jasa tertentu sebelum berhak tanpa syarat atas instrument ekuitas.
16.jika instrument ekuitas diberikan tidak vest sampai dengan pihak lawan menyelesaikan periode pemberia jasa tertentu , maka entitas mengasumsikan bahwa jasa yang diberikan pihak lawan sebgai imbalan pembrian instrument ekuitas , akan diterima dimasa depan seelama periode vesting

Transaksi yang diukur mengacu pada nilai wajar instrument ekuitas yang diberikan

.penentuan nilai wajar instrument ekuitas  yang diberikan
17.untuktransaksi yang diukur dengan mengacu pada nilai wajar instrument ekuitas yang diberikan , entitas mengukur nilai wajar instrument ekuitas yang diberikan pada tanggal pengukuran berdasarkan pada harga pasar , jika tersedia dengan mempertmbangkan syarat dan ketentuan pemberian instrument ekuitas.
18. jika harga pasar tidak tersedia , maka entitas mengestimasi nilai wajar instrument ekuitas yang diberikan dengan menggunakan teknik penilaian dengan mengestimasi harga instrument ekuitas tersebut pada tanggal pengukuran dalam transaksi yang wajr antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pemahaman yang memadai.

Perlakuan kondisi vesting
20.pemberian instrument ekuitas mungkin bergantung pada pemenuhan kondisi vesting tertentu .
Kondisi vesting mempertmbangkan penyesuaian jumlah instrument ekuitas yang termasuk dalam pengukuran jumlah transaksi sehingga akhirnya jumlah yang diakui untuk brang dan jasa diterima sebagai imbalan instrument ekuitas yang diberikan adalah yang didasarkan pada jumlah instrument ekuitas yang akhirya vest.


Perlakuan kondisi non vesting
23.entitas mempertimbangkan seluruh kondisi non vesting ketikamengestimasi nilai wajar istrumen ekuitas yang diberikan ..oleh karena itu untuk pemberian instrument ekuitas engan kondisi non vesting entitas mengakui barang dan jasa yang dibeikan dari pihak lawan yang telah memenuhi seluruh kondisi vesting yang bukan kondisi vesting kinrja pasar .(missal jasa yang diterima karyawan yang tetap bekerja selama masa tertentu)

Setelah tanggal vesting
25.setelah mengakui barang atau jasa yang diterima sesuai dengan kenaikan terkait ekuitas ,entitas tidak membuat penyesuaian terhadaptotal ekuitas setelah tanggal vesting.

Modifikasi pemberian syarat dan ketentuan instrument ekuitas , termasuk pembatalan dan penyelesaian
30. jika pemberian instrument ekuitas dibatalkan selama periode vesting (selain pemberian yang dibatalkan karena kegagalan memenuhi kondisi vesting)
a. entitas menghitung pembatalan atau pelunasan sbg percepatan vesting dan oleh karena itu segera mengakui jumlah yang seharusnya diakui untuk jasa yang diterima selama masa periode vesting.
b.setiap pembayaran kepada karyawan atas pembatalan atau penyelesaian , pemeberian dicatat sebgai pembelian kembali kepentingan ekuitas , sebagai pengurang ekuitas . kecuali , pembayaran dilakukan melebihi nilai wajar instrument ekuitas yang diberikan , yang diukurn pada tanggal pembelian kembali .c. jika instrument ekuitas baru diberikan kepada karyawan dan pada tanggal pemberian entitas mengindentifikasi instrument ekuitas baru yang diberikan sebagai pengganti instrument ekuitas yang dibatalkan .

modifikasi terhadap perjanjian pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrument ekuitas

b.42 modifikasi terhadap syarat dan ketentuan instrument ekuitas yang diberikan , atau pembatalan , atau penyelesaian pemberian instrument ekuitas tersebut entitas mengakui sekurang kurang nya jasa yang diterima yang diukur pada nilai wajrar instrument ekuitas tersebut tidak vest karena kegagalan untuk memenhi kondisi vesting pada tanggal pemberian .

 transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan ekuitas
p114 untuk transaksi yang dislesaikan dengan instrument ekuitas yang diukur dengan acuan nilai wajar instrument ekuitas yang diberikan PSAK 53 paragraf 20 menyatakan bahwa kondisi vesting selain kondisi pasar tidak dipertimbangkan ketika mengestimasi nilai wajar saham atau opsi saham pada tanggal pengukuran (yaitu tgl pmberian dengan transaksi karyawan dan pihak lain yang memberikan jasa ynag serupa dengan karyawan)
sebaliknya kondisi vestin dipertimbangkan dengan menyesuaikan jumlah instrumen ekuitas yang dimasukan dalam pengukuran jumlah transaksi sehingga akhirnya jumlah yang diakui untuk barang dan jasa yang diterima sebagai imbalan atas  instrumen ekuitas yang dieberikan didasarkan pada jumlah instrumen ekuitas yang akhirnya vest .

FRAUD RISK AND CONTROL (PENGAUDITAN INTERNAL)

Fraud Risk And Control
(Resiko Kecurangan dan Pengendalian-Pengendalian)

ELIYASA RAHMATU RAYANDANI


FRAUD RISKS AND CONTROLS


Perngertian dari kata “fraud” segera menunjukkan pengkhianatan kepercayaan dan penemuankesalahan.Pertimbangkan pengalaman anda sendiri ketika mendengar istilah “fraud” yangdigunakan untuk mengekspresikan kemarahan moral dalam konteks umum, misalnya."Dia penipu!" atau "Tapi, tunggu-bukankah itu penipuan?" Memang, penipuan membangkitkankemarahan banyak orang benar dan emosi karena menunjuk pada ketidakadilan, orang yangtidak jujur dengan sengaja menipu orang lain. Bahkan, profesi audit AS, dengan cara sipildan profesional, terus melihat penipuan sebagai "penyimpangan akuntansi" sampai sebelumabad ke-21. Pada saat itu, kecurangan laporan keuangan telah meningkat secara dramatis dalam insiden dan dampaknya, dan itu menjadi perlu untuk membuang eufemisme dan menyebutnya dengan pantas. Salah satu risiko penting yang dihadapi oleh organisasi kontemporer adalah risiko fraud. Ketika fraud itu muncul – apakah itu fraud internal, penipuan pihak ketiga, atau penipuankolusi, dapat menimbulkan dampak keuangan yang signifikan serta merusak reputasi serius pada organisasi. Dalam banyak kasus, terjadinya penipuan dengan cepat mengarah pada penurunan harga saham dan kapitalisasi pasar, dan merupakan indikator awal kesulitankeuangan, yang akhirnya menyebabkan kebangkrutan atau kehancuran perusahaan. Memang, fraud dan kesulitan keuangan tampaknya berhubungan satu sama lain seperti “ayam-dan-telur” dengan semacam cara: Penipuan dapat menyebabkan kesulitan keuangan, tapi kesulitankeuangan sering memicu terjadinya fraud. Mengingat konsekuensi ekonomi yang seriusmengenai fraud, manajemen senior dari banyak organisasi berada di bawah tekanan untuk mengatasi meningkatnya ekspektasi kunci yang terkait dengan bisnis, kepatuhan terhadap peraturan dan penggerak dalam mengembangkan program antifraud dan pengendalian aktivitas.




DEFINISI FRAUD
IIA menyatakan definisi fraud dalam kerangka praktik profesional sebagai berikut:Fraud. Setiap tindakan ilegal ditandai dengan penipuan, penyembunyian atau pelanggaran kepercayaan.Tindakan ini tidak tergantung pada aplikasi kekerasan atauancaman kekerasan fisik. Penipuan yang dilakukan oleh partai dan organisasi untuk memperoleh kekayaan uang, atau jasa; untuk menghindari pembayaran atau hilangnyalayanan, atau untuk mengamankan keuntungan pribadi atau bisnis Secara khusus, peran fungsi audit internal telah ditekankan dalam undang-undang terbaru,mandat peraturan, serta tata-organisasi yang berfokus di seluruh dunia.


FRAUD RISK ASSESSMENT
1 fraud risk identification
Tim penilaian risiko harus melalui kegiatan curah pendapat untuk mengidentifikasi risiko penipuan badan.Brainstorming memungkinkan diskusi tentang insentif, tekanan, dan kesempatan untuk melakukan penipuan; risiko manajemen menimpa kontrol; dan penduduk penipuan risiko yang relevan dengan badan. Risiko lainnya, seperti risiko kesalahan peraturan dan hukum, serta dampak TI pada risiko fraud juga harus dipertimbangkan dalam proses identifikasi risiko fraud. Informasi identifikasi risiko fraud badan harus dibagi dengan dewan atau komite audit, jika ada, dan komentar harus diminta. Jika tidak ada papan atau komite audit, informasi harus dibagi dengan manajemen senior.
Insentif, Tekanan, dan Peluang .
Motif untuk melakukan penipuan yang banyak dan beragam. Proses identifikasi risiko fraud harus mencakup penilaian terhadap insentif, tekanan, dan kesempatan untuk melakukan penipuan. Peluang untuk melakukan penipuan ada di seluruh organisasi. Peluang ini adalah yang terbesar di daerah dengan kontrol internal yang lemah dan kurangnya pemisahan tugas. Namun, beberapa penipuan, terutama yang dilakukan oleh manajemen, mungkin sulit untuk dideteksi karena manajemen sering dapat menimpa kontrol. Jika memungkinkan, peluang tersebut monitoring mengapa tepat dari manajemen senior dengan papan yang kuat dan Audit komite, didukung oleh audit internal, sangat penting untuk manajemen risiko fraud.

Risiko Override Manajemen Kontrol
Sebagai bagian dari proses identifikasi risiko, penting untuk mempertimbangkan potensi manajemen override dari kontrol didirikan untuk mencegah atau mendeteksi penipuan. Personil dalam lembaga umumnya tahu kontrol dan prosedur operasi standar yang berada di tempat untuk mencegah penipuan. Hal ini masuk akal untuk mengasumsikan bahwa individu yang berniat melakukan penipuan akan menggunakan pengetahuan mereka tentang kontrol lembaga untuk melakukannya dengan cara yang akan menyembunyikan tindakan mereka.Sebagai contoh, seorang manajer yang memiliki kewenangan untuk mengatur vendor baru dan menyetujui faktur dapat membuat dan menyetujui vendor fiktif dan kemudian menyerahkan faktur untuk pembayaran. Oleh karena itu, juga
penting untuk menjaga risiko menimpa manajemen kontrol dalam pikiran ketika mengevaluasi efektivitas kontrol; kontrol anti-penipuan tidak efektif jika dapat diganti dengan mudah.


Populasi Risiko Penipuan
Proses identifikasi risiko fraud memerlukan pemahaman tentang risiko penipuan dan subset risiko spesifik untuk badan. Hal ini melibatkan pemahaman proses bisnis organisasi dan mengumpulkan informasi tentang penipuan potensial dari sumber internal dengan mewawancarai personil dan brainstorming dengan mereka dan melakukan prosedur analitis.Ada tiga kategori umum risiko penipuan: laporan penipuan, penyalahgunaan aset, dan corruption35. Kategori-kategori ini harus digunakan sebagai titik awal tapi breakout lebih rinci dapat dikembangkan untuk menghasilkan penilaian risiko fraud-lembaga tertentu. Sebagai contoh, risiko penipuan potensial untuk dipertimbangkan dalam tiga kategori umum meliputi:
1) manipulasi Disengaja laporan keuangan, yang dapat menyebabkan:
a. Tidak tepat melaporkan pendapatan.
b. Tidak tepat melaporkan pengeluaran
c. Tidak tepat mencerminkan jumlah neraca, termasuk cadangan.
d. Tidak tepat diperbaiki dan / atau bertopeng pengungkapan
e. Menyembunyikan penyalahgunaan aset.
f. Menyembunyikan penerimaan yang tidak sah dan pengeluaran.
2) Penyalahgunaan:
a. Aset oleh:
i) Karyawan.
ii) Vendor.
iii) Mantan karyawan dan lain-lain di luar organisasi.
3) Korupsi termasuk:
a. Suap dan gratifikasi
b. Membantu dan bersekongkol penipuan oleh pihak lain (misalnya, vendor).
c. Konflik kepentingan
d. Penggelapan
Pelaporan Keuangan Penipuan
Masing-masing dari tiga kategori umum mencakup setidaknya satu skema bagaimana penipuan bisa terjadi. Misalnya, pengakuan yang tidak tepat pengeluaran dapat dicapai melalui berbagai skema, termasuk memegang tagihan yang harus dibayar dalam dua tahunan berikutnya dan coding tidak layak untuk jalur perampasan. Skema yang bisa relevan dengan lembaga harus dipertimbangkan dalam penilaian.
Agen dapat menggunakan kerangka dalam Lampiran A untuk mengidentifikasi daerah-daerah tertentu dari risiko terbesar dan sebagai dasar untuk menyesuaikan proses penilaian untuk kebutuhan khusus mereka. Misalnya, dimulai dengan pengeluaran Komponen pengakuan kecurangan pelaporan keuangan, penilaian harus mempertimbangkan hal berikut
pertanyaan:
• Apakah alokasi badan dan garis apropriasi?
• Apakah lembaga memiliki beberapa baris apropriasi yang dapat digunakan?
• Apakah ada banyak transaksi untuk berbagai biaya atau pengeluaran yang paling rutin dengan sedikit
variasi.
• Apakah lembaga yang pernah melebihi anggaran alokasi di masa lalu?
Jenis-jenis kecurangan pelaporan keuangan yang akan paling mungkin untuk sebuah lembaga negara akan mengecilkan pengeluaran atau belanja miscode untuk menghindari over pengeluaran alokasi. Sebaliknya, beberapa lembaga mungkin melebih-lebihkan pengeluaran untuk menggunakan kewenangannya perampasan. Setiap salah saji yang disengaja Informasi akuntansi merupakan kecurangan pelaporan keuangan.
Pertimbangan lain melibatkan penipuan di mana tujuannya adalah untuk tidak meningkatkan laporan keuangan badan,tapi untuk menutupi penyalahgunaan atau penyalahgunaan aset. Dalam hal ini, penipuan juga termasuk penipuan pelaporan keuangan.

Penyalahgunaan Aset
Aset sebuah instansi dapat disalahgunakan oleh karyawan, pelanggan, atau vendor. Badan ini harus memastikan bahwa kontrol berada di tempat untuk melindungi aset tersebut. Pertimbangan harus dibuat dalam penilaian risiko fraud Proses termasuk mendapatkan pemahaman tentang apa aset tunduk pada penyalahgunaan, lokasi di mana aset tersebut dipertahankan, dan mana personil memiliki kontrol atas atau akses ke aset. Skema umum termasuk penyalahgunaan oleh:
• Karyawan
- Penciptaan, dan pembayaran kepada, vendor fiktif.
- Pengisian pengeluaran pribadi pada kartu pengadaan
- Pembayaran faktur meningkat atau fiktif.
- Faktur untuk barang tidak diterima atau jasa tidak dilakukan.
- Pencurian persediaan
• Karyawan berkolusi dengan vendor, pelanggan, atau pihak ketiga.
- Pembayaran faktur meningkat atau fiktif.
- Faktur untuk barang tidak diterima atau jasa tidak dilakukan.
• Vendor.
- Inflated atau faktur fiktif.
- Pengiriman pendek atau substitusi dari barang-barang berkualitas rendah.
- Faktur untuk barang tidak diterima atau jasa tidak dilakukan.
Melindungi terhadap risiko ini tidak hanya membutuhkan kontrol pengamanan fisik, tetapi juga detektif periodik kontrol seperti penghitungan fisik persediaan. Ingat, pelaku pintar mungkin berpikir tentang seperti kontrol dan desain penipuan untuk menghindari atau disembunyikan dari mereka control.
Mereka melakukan risiko Penilaian harus menjaga ini dalam pikiran ketika berunding penyalahgunaan skema aset dan dampaknya terhadap badan.

Korupsi
Korupsi secara operasional didefinisikan sebagai penyalahgunaan kekuasaan yang dipercayakan untuk keuntungan pribadi. Ada berbagai jenis korupsi, dan dapat mencakup hal-hal seperti menerima suap untuk kontrak penghargaan, penggelapan, dan membantu dan bersekongkol vendor untuk melakukan penipuan. Teknologi Informasi dan Risiko Penipuan organisasi bergantung pada TI untuk melakukan bisnis, berkomunikasi, dan memproses informasi keuangan. Sebuah buruk dirancang atau lingkungan TI tidak cukup terkontrol dapat mengekspos organisasi untuk penipuan. Komputer saat ini sistem, dihubungkan oleh jaringan nasional dan global, menghadapi ancaman berkelanjutan penipuan cyber dan berbagai ancaman yang dapat mengakibatkan kerugian keuangan dan informasi yang signifikan. IT merupakan komponen penting dari resiko apapun penilaian, terutama ketika mempertimbangkan risiko penipuan. Risiko TI termasuk ancaman terhadap integritas data, ancaman dari hacker untuk keamanan sistem, dan pencurian informasi keuangan dan sensitif. Baik dalam bentuk hacking, dari data, virus, atau akses tidak sah ke data, risiko fraud TI dapat mempengaruhi semua orang. Bahkan, TI dapat digunakan oleh orang yang berniat melakukan penipuan dalam salah satu dari tiga daerah berisiko penipuan umum. Contoh risiko berdasarkan wilayah
meliputi:
Kecurangan pelaporan keuangan
• Akses tidak sah ke aplikasi akuntansi - Personil akses tidak sesuai dengan
buku besar, subsistem, atau alat pelaporan keuangan dapat memposting entri penipuan.
• Override kontrol sistem - kontrol komputer umum termasuk akses terbatas sistem,
akses aplikasi terbatas, dan perubahan Program kontrol. TI personil mungkin dapat mengakses
Data dibatasi atau menyesuaikan catatan curang.

Penyalahgunaan aset
• Pencurian aset - Individu yang memiliki akses ke aset (misalnya, uang tunai, persediaan, dan aset tetap) dan sistem akuntansi yang melacak dan merekam aktivitas yang berkaitan dengan aset tersebut dapat menggunakan IT untuk menyembunyikan pencurian aset mereka. Sebagai contoh, seorang individu dapat membentuk vendor fiktif dalam master penjual file untuk memfasilitasi pembayaran tagihan palsu, atau seseorang mungkin mencuri persediaan dan mencatat aset
seperti dibuang, sehingga menghilangkan aset dari neraca.
Korupsi
• Penyalahgunaan data pelanggan - Personil dalam atau di luar organisasi dapat memperoleh data pegawai dan menggunakan informasi tersebut untuk memperoleh kredit atau untuk tujuan penipuan lainnya. Perlu diingat, penipu dunia maya bahkan tidak harus meninggalkan rumah mereka untuk melakukan penipuan, karena mereka dapat dengan komunikasi melalui perusahaan telepon lokal, operator jarak jauh, penyedia layanan Internet, dan nirkabel dan satelit jaringan. Yang penting adalah bahwa setiap informasi - bukan hanya keuangan - beresiko, dan taruhannya sangat tinggi dan meningkat karena teknologi terus berkembang. Untuk mengelola risiko yang terus berkembang yang beroperasi di era informasi, agen harus tahu nya kerentanan dan dapat mengurangi risiko dengan cara yang hemat biaya. Oleh karena itu, risiko TI harus dimasukkan dalam keseluruhan penilaian risiko fraud sebuah instansi.




2 assesment of impact and likelihood of fraud risk
Menentukan potensi dan kemungkinan dampak dari setiap skenario penipuan adalah sebuah proses yang sangat subjektif .Penilaian risiko konsep yang dijabarkan dalam 4 chap- ter berlaku untuk penilaian resiko penipuan juga .Berikut adalah hal penting yang harus menjadi pertimbangan ketika penilaian resiko penipuan .
Impact - seperti dikemukakan sebelumnya , hal ini penting untuk mempertimbangkan semua kemungkinan risiko dari sebuah skenario penipuan , bukan hanya dampak keuangan atau laporan keuangan .Pentingnya hasil-hasil lainnya bisa lebih besar dari laporan keuangan atau dampak monetaiy .Misalnya , hal ini penting untuk mempertimbangkan dampak ( hukum pidana , sipil , dan regulator ) , hasil ) , reputational berupa dampak kerusakan pada sebuah merek ) , dampak operasional berupa biaya produksi ) garansi dan tanggung jawab , dan dampak pada masyarakat berupa peristiwa keselamatan dan kesehatan , atau ketidakmampuan untuk menarik dan mempertahankan karyawan di sebuah organisasi dengan semangat yang rendah). Ia bertujuan untuk mengidentifikasi resiko terjadi penipuan dengan hasil pengelolaan dan toleransi yang lebih dibandingkan dengan hasil itu .Mengingat bahwa yang tepat dari risiko penipuan kuantifikasi hasil yang sulit , pengukuran akan dampak dari biasanya . Berada di kategori umum , seperti yang sangat signifikan , agak besar , atau tidak signifikan .


Likelihood - Penilaian yang berkaitan dengan kemungkinan penipuan atau frekuensi dari sebuah skenario di bagian ini terutama dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu , seperti kejadian sebelumnya skenario semacam itu di dalam organisasi atau organisasi di industri yang sama atau letak geografis .Akan tetapi , perkiraan kemungkinan juga harus dibuat bahkan jika tidak ada pengetahuan tentang peristiwa masa lalu .
response to fraud risk
Seperti telah diuraikan di atas , toleransi kepada manajemen risiko penipuan mempengaruhi penilaian resiko penipuan .Biasanya , sebuah organisasi untuk penipuan toleransi risiko lebih rendah daripada yang lain yang ada toleransi risiko .Secara khusus , ketika con- sidering potensi yang mungkin berdampak pada reputasi atau kewajiban hukum , sebuah organisasi yang dapat membentuk sebuah toleransi nol ' ' bagi banyak orang dari risiko penipuan .Juga sangat mempengaruhi tingkat tertentu , dan dapat membatasi , dengan pilihan tentang bagaimana menanggapi risiko .Akan tetapi , mungkin ada beberapa risiko penipuan hasil yang akan ditoleransi .Mungkin ada tanggapan yang lebih fleksibel bisa diterapkan dengan resiko.

Karena toleransi risiko akan bervariasi dari organisasi organisasi untuk , jawaban untuk risiko penipuan juga akan bervariasi .Konsep manajemen risiko coso dari perusahaan yang terintegrasi dan kerangka kerja yang berlaku ketika con- sidering tanggapan terhadap risiko penipuan .Empat kerangka ini merupakan respon terhadap risiko yang mungkin.

- Jika risiko begitu amat berat bahwa sebuah organisasi tidak bisa membiarkan karena bahkan satu insiden terjadi, mungkin membutuhkan manajemen untuk mempertimbangkan cara-cara untuk menghindari risiko.Contoh akan menjual operasi di negara di mana resiko penyuapan dilakukan banyak terlalu besar.

- Jika sebuah organisasi memiliki sedikit atau tidak toleransi untuk sebuah risiko, tapi tidak dapat menghindari itu tanpa merugikan mempengaruhi tujuannya, mengontrol akan dirancang untuk mengurangi kemungkinan dari peristiwa itu terjadi, atau dampak harus itu terjadiIni akan dicapai dengan membangun campuran yang tepat dari preventif dan detektif kendali, seperti dibahas dalam berikutnya dua bagian.


- jika sebuah organisasi atau keinginan untuk mengurangi kemungkinan dampak risiko , tapi tidak percaya ini memiliki pengalaman atau keterampilan yang harus dilakukan dengan efektif dan efisien , hal ini dapat berbagi operasi preventif dan detektif sebuah organisasi yang memegang kendali is better equipped untuk melakukan kontrol tersebut .

- Jika terjadinya risiko masih dapat ditoleransi, manajemen mungkin memutuskan untuk menerima resiko pada tingkatan yang ada sekarang dan tidak membuat partikular upaya untuk mengelola resiko.
Setelah respon risiko keputusan dibuat, manajemen harus menjalankan tindakan yang diperlukan untuk melaksanakan tanggapan tersebut. Karena kebanyakan penipuan risiko tanggapan melibatkan mengurangi resiko, dua seksi berikutnya fokus pada pencegahan penipuan dan Penipuan deteksi.



FRAUD PREVENTION

peranan penting dalam mencegah penipuan:

· Melakukan penyelidikan latar belakang - beberapa orang lebih susceptihle untuk succumbing ke pencobaan yang mungkin memimpin untuk penipuan dari orang lain.Seorang individu yang telah
melakukan penipuan sekali lebih mungkin untuk melakukannya lagi dari satu yang belum.Latar belakang yang komprehensif penyelidikan dapat membantu menjaga mereka kemungkinan besar untuk melakukan penipuan keluar dari organisasi.Selain itu untuk melakukan latar belakang investigasi terhadap karyawan potensial beberapa organisasi juga akan melakukan investigasi tersebut pada baru dan ada pedagang pelanggan, dan mitra bisnis untuk mengurangi resiko penipuan dari pihak luar ini.

· Menyediakan pelatihan anti fraud - bahkan jika kompeten dan jujur pegawai merupakan disewa, mereka harus mengerti apa yang penipuan adalah, bendera merah untuk menonton untuk, bagaimana untuk melaporkan dicurigai insiden, penipuan dan konsekuensi melakukan penipuan.Pelatihan tersebut harus wajib dan juga menyediakan update periodik.

· Melakukan evaluasi terhadap kinerja dan program pemberian kompensasi - organisasi harus berhati-hati untuk tidak incent perilaku yang salah .Program pemberian kompensasi harus mengamati dengan hati-hati untuk memastikan bahwa mereka tidak hanya mendorong perilaku yang benar , tetapi bahkan hadiah itu .Sementara itu , program tersebut tidak boleh melakukan tingkah laku yang mungkin secara tidak sengaja incent , atau dapat dirasakan untuk incent , perilaku yang bisa jadi penipuan .

· Melakukan wawancara (conduction exit interviews) - karyawan untuk berbagai alasan .Sering , mereka bersedia untuk berbagi alasan mereka .Wawancara pintu keluar yang sering dianggap sebagai kontrol deteksi karena setiap individu dapat ' onomeone yang mau memberitahu mereka tidak akan melibatkan -employees ketika mereka co .Akan tetapi , kesadaran yang keluar wawancara dilakukan juga dapat berfungsi sebagai penghalang bagi penipuan , yang membuat wawancara itu sebuah pencegahan dan kontrol .

SUMBER : matakuliahpengauditaninternal